Salinan : Tulisan SEJARAH PKU oleh Ibu Hj. Aisyah IBNu (Bolu Biru)
Pada suatu hari kurang
lebih pukul 11.00 WIB di halaman masjid Al Ashri Muhammadiyah Cabang Parakan
dibawah pimpinan Bapak M Tamjizi, ada hamba Allah yang sangat dermawan. Beliau
H. Tukijo dan Hj. Surtinah sepasang suami istri, diikuti oleh putra putrinya
yang berjumlah 9 orang.
Disaksikan oleh
keluarga besar Muhammadiyah dan ibu-ibu Aisyiyah Cabang Ngadirejo Parakan dan
Kedu, beliau mewakafkan tanah seluas 500 m2, dengan niat membangun Rumah Sakit
Bersalin.
Beliau mengingat bahwa
di Kabupaten Temanggung belum ada RS Islam. Ibu Hj. Surtinah adalah seorang
pimpinan Cabang Aisyiyah Parakan yang bercita-cita luhur dan sangat mulia.
Beliau mantan perawat jaman Belanda, berpikiran maju dan sangat disiplin.
Cita-citanya sangat luhur dan gigih untuk mewujudkan RS Bersalin beliau
ngendika tidak hanya dengan lisannya saja, tetapi betul-betul ngendika dengan
harta dan jiwanya. Beliau juga sangat “loma” atau blobo tidak kikir.
Amal usaha Muhammadiyah
di Parakan yang pertama dilahirkan ibu Hj. Surtinah adalah sekolahan TK Murni 1 sekitar tahun 1952
tempatnya di kantor Pertanian muka SD Induk.
Kemudian ibu HJ. Surtinah dengan niat mendirikan RS Bersalin didukung oleh
ibu-ibu Aisyiyah Parakan. Tanah seluas 500 m2 tersebut sempat tersendat-sendat
kurang lebih 4 tahun.
Waktu itu masih berwujud sawah, kadang-kadang menghijau kadang-kadang
menguning padinya. Disitu terpancang tulisan “Calon RS
Islam” setiap orang yang lewat pasti membaca. Sebagian yang membaca ada yang
berdoa “Muga-muga tenan-tenan”. Lama terkatung-katung belum ada yang menindak
lanjuti.
Waktu itu saya belum
ikut terjun dalam kepengurusan atau panitia pembangunan. Merasa rendah diri dan malu Karena saya hanya seorang
tukang roti. Berulang-ulang saya mendapat undangan dari ibu Hj. Surtinah, masih
malu karena merasa kurang mampu (bodoh). Saya bangkit setelah mengikuti
pengajian Akbar di Sukorejo bersama ibu Warodi Ngadirejo. Pembicara Ibu Hj.
Sitoresmi dan H. Syukri Fadholi. Beliau menggebu-ngebu mengajak para hadirin
untuk berzakat berinfaq bersodaqoh demi tegaknya agama Allah. Dengan
spontanitas para hadirin waktu itu ada yang melepas kalungnya, gelang, cincin,
juga tidak sedikit yang berupa uang, sungguh-sungguh terjadi hal tersebut saya
menyaksikan. Hati saya terpanah ikhlas ikut melepaskan sebuah cincin 3 gram.
Dalam hati yang sangat dalam saya sangat bahagia bisa mengikuti seruan dari Ibu
Hj. Sitoresmi.
Dalam kurun waktu yang panjang bapak-bapak
dan ibu-ibu yang ikut dalam panitia pembangunan RS. Selalu mengadakan
pertemuan atau rapat bergantian tempat. Setiap hari Jum’at Pahing seusai Solat
Jum’at bermusyawarah sambil membawa uang semampunya untuk modal. Waktu itu yang
menjadi bendahara Alm Ibu Hj. Masturi. Beliau yang mampu menyerahkan uangnya
kepada Ibu Hj. Masturi. Saya hanya bisa menyerahkan seuntai kalung dan liontin
kepada Ibu Hj. Surtinah kemudian diuangkan dan masuk ke bendahara Ibu Hj.
Masturi.
Untuk menindak lanjuti tanah wakaf tersebut, PDM mengadakan rapat dengan
pimpinan Cabang Muhammadiyah Parakan, Kedu, dan Ngadirejo di rumah ibu Hj. Surtinah.
Terbentuklah panitia pembangunan gedung RS Bersalin (RSB) pada tanggal 13 Juni
1981. Kemudian Ibu-ibu Aisyiyah dan bapak-bapak Muhammadiyah bergabung menyusun
panitia yang berjumlah 25 orang sebagai berikut :
1.
Ketua Umum : H. Rachmat
Ketua
1 : M Tamjizi
Ketua
2 : Dutowiryo
2.
Sekretaris 1 : Tri Kunjtoro
Sekretaris
2 :
Widya Priyanto
3.
Bendahara 1 : H. Masturi
Bendahara
2 :
Hj. Istianah Yasir
4.
Seksi Usaha : Hj. Surtinah
Hj Kirman
Slamet Sunarjo
Kusaeri
Chozin
Chularyo
5. Seksi Teknis :
Asrul Sani Antul
H. Nawawi
Dalhar Susiyanto
6. Pembantu Umum :
Tafrudji
Bagyo Amanto
Sudarman
Prawoto
Sugito
Hj. Muti’ah
Ny. Sucipto
Ny. Siswo Sudarmo
Ny. Subandi
Yusus Asy’ari
Demikianlah susunan panitia pembangunan RSB. Yang merupakan niat awal Ibu
Hj. Surtinah. Bapak Rachmat selaku ketua umum mengajak semua panitia untuk
selalu berdoa mohon kepada Allah SWT dengan harapan segera terwujud RSB.
Menurut keputusan rapat untuk segera dimulai, langkah pertama membuat
pondasi secara bergotong royong. Tepat tanggal 10 Dzulhijah 1401 (1981)
datanglah para sukarelawan dari Parakan Ngadirejo dan sekitarnya
berbondong-bondong tidak kurang dari 400 orang mencangkul menggali lubang untuk
pondasi. Ibu-ibu Aisyiyah tak ketinggalan berbondong-bondoing
pula membawa nasi bungkus.
Alhamdulillah
Subhanallah dalam sekejap kurang lebih 3 jam selesailah pondasi lengkap dengan
ruang-ruang kamarnya. Pukul 11.00
WIB dimulai peletakan batu pertama oleh PDM Bapak Ikhwan Sastrodiharjo.
Dalam waktu yang panjang kurang lebih 7 tahun, batu-bata tersusun hingga
membentuk bangunan gedung hampir jadi 70%.
Bangunan seakan-akan tidak akan selesai. Alhamdulillah dengan ridlo Allah
sekarang terdiri kokoh dan megah.
Batu bata dan material yang sampai lumutan tertumpuk terserak disekitar
bangunan tersebut, kehabisan dana.
Alhamdulillah ada tamu Dr. Barit dari Yogyakarta, Ibu Dwi Pudjaningsih,
Apt. (putra ibu Hj. Surtinah) yang memperkenalkan. Beliau mresani bangunan tadi
di sambut oleh ibu-ibu dan bapak-bapak.
Dr. Barit membantu menyanggupi lantai dari ubin seluas bangunan masih
jarang lantai yang menggunakan keramik.
Alhamdulillah ada dermawan datang. Lama terkatung-katung sehingga di dalam
gedung penuh dengan sarang burung sriwit. Hampir putus asa, mau dijadikan apa
gedung tadi. Penggalih Ibu Hj. Surtinah bingung, mau dijadikan pondok pesantren
atau sekolahan Muhammadiyah. Warga Muhammadiyah Parakan Ngadirejo dan
sekitarnya tetap dalam do’a mohon kepada Allah SWT untuk mewujudkan niat awal
mendirikan RS PKU Muhammadiyah. Waktu itu terkenal dengan sebutan BKM (Balai
Kesehatan Masyarakat).
Menuju langkah awal untuk mengoperasikan gedung yang sudah jadi tadi,
membentuk kepengurusan yang melibatkan antara RS PKU Muhammadiyah Temanggung
dan RS Roemani Muhammadiyah Semarang.
Daftar susunan Tim pelaksana BKM PKU Muhammadiyah di Kalisat Parakan
Kabupaten Temanggung diputuskan tanggal 5 Mei 1989. Susunan
sebagai berikut:
1. Penasehat : Drs. H. Rahmat Imampuro (Ketua PDM
Temanggung)
2.
Ketua
I : H. Rahmat (Ketua Majelis PKU
Daerah Temanggung)
3. Ketua
II : drg. Edy Sumarwanto
(Semarang)
4. Sekretaris
I : Hasanudin
5. Sekretaris
II : Bintara
6. Bendahara
I : H. Chozin Chularsa
7. Bendahara
II : Luqman
8. Anggota : 1. Dr. Mastufah
2. Dr. Rahmawati
3. Dr. Probosuseno
4. Drs. Sujatmiko
5. Aisah
6. Sri
Hidayati Istahayun
3 Januari 1989 Pimpinan Daerah Muhammadiyah |
|||
|
|||
Sekretaris Ammar Tamhid |
Setelah kepengurusan
tersebut terbentuk, diserahkan kepada RS. Roemani pada tanggal 3 Juni 1989.
Waktu itu direktur RS Roemani di pegang oleh dr. Rofik Anwar, Alhamdulillah
gayung bersambut ada jawaban RS segera dioperasionalkan. Untuk
mengoperasionalkan calon RS tadi, tidak semudah seperti membalikkan tangan
harus ada perlengkapan didalamnya yaitu alat-alat medis, mebel-mebel sekedarnya
dan juga alat-alat dapur. Pada tanggal 23 Maret 1989 mengadakan rapat
dirumahnya Bu Surtinah, mengadakan lelang untuk modal perama sebesar Rp.
5.000.000,- dibagi menurut kesanggupan masing-masing.
Setelah disepakati
tanggal 27 Nopember 1989 saya bersama Bu Surtinah ke Yogya belanja alat-alat
kedokteran yang sangat sederhana. Perlengkapan mebel-mebel tempat tidur utuk
pasien kelas II dan kelas III terbuat dari besi lempengan yang di cat putih,
yang mengerjakan “Api Hijau”. Suatu ketika tempat tidur tadi pernah meleset
(mbenggang) karena tipisnya bahan baku yang untuk membuat tidur tadi, jadi
kurang kuat. Untuk kela I membeli di tokonya Bu Istianah Y, tempat tidur dari
kayu dipan kecil cukup untuk satu orang juga kasur dan bantal, untuk sprei dan
sarung bantal, dan selimut belanja di took Saudara Temanggung. Yang menjahit
sprei dan sarung bantal dikerjakan oleh Bu Sah. Almari kaca untuk tempat
obat-obatan memanggil tukang kayu, waktu itu yang menggambar dr. Bambang. Bisa
dibayangkan semuanya sangat-sangat sederhana. Almari untuk dokter dan almari
untuk tempat perlengkapan ruang pasien juga beli di tokonya Bu Istianah Y dan
toko asia Temanggung. Sampai sekarang almari tadi masih ada yang bisa dipakai
berada di ruang rontgen dan ruang laborat. Untuk perlengkapan dapur disamping
saya sering minta gelas-gelas BS dari toko Wantek. Hingga sekarang toko Wantek
menjadi langganan RS.
Demikianlah
perlengkapan-perlengkapan untuk mengisi gedung BKM. Sepertinya tidak mengenal
lelah, bapak Muhammadiyah yang mengurusi surat-surat sedangkan ibu-ibu Aisyiyah
mengurusi ke dalam bau-membau untuk segera mewujudkan BKM.
Masih menjadikan bahan pemikiran lagi. Modal pertama untuk operasional
tentu saja uang. Panitia pembangunan BKM menyerahkan hal tersebut kepada RS.
Roemani. Ngutang atau pinjam modal sebesar Rp. 7.000.000,- diangsur selama 2
tahun, juga tenaga medisnya seorang dokter dan 2 perawat yang menggaji juga RS
Roemani dipinjami dulu.
Alhamdulillah Bu Surtinah mempunyai kenalan terdiri dari suami istri dan
satu anak. Satu keluarga itulah dijadikan pak bon juga penjaga RS. Ibunya jadi
tukang masak.
Sekarang panitia pusing lagi, karena dari mana untuk menghidupi tenaga
medis dan keluarga pak bon. Satu-satunya jalan mengadakan Donatur selama BKM
belun jalan dengan lancar. Ibarat rumah makan belum dikenal atau belum ada
pembelinya. Maka terbentuklah donatur secabang Parakan Ngadirejo dan Kedu.
Nama-nama para donatur aktif seingat saya, bila ada nama-nam yang belum
tertullis, saya mohon maaf.
Diantaranya para donatur:
1. Hasanudin Jetis
– Parakan
2. Dalhar Susiyanto Jetis
Kauman – Parkan
3. Subagio Amanto Jogomertan
– Parakan
4. H. Chozin Chularyo Kalisat
5. Tri Kuntjoro Karangsari
– Parakan
6. Saiful Anam
7. Yafiru Abas Jogomertan
– Parakan
8. Supangkat Jetis
– Parakan
9. King Toyo Jetis
– Parakan
10. H. Tafrudin Jogomertan
– Parakan
11. H. Ashuri Campursalam
– Parakan
12. H. Rohmat Barokah Karangsari
– Parakan
13. Supratiknyo Jetis
– Parakan
14. Sarto Mulyono Jogomertan
– Parakan
15. Badrodin Jogomertan
– Parakan
16. Ibu Winoto Lempongsari
17. Isti’anah Yasir Karang
Tengah Kauman Parakan
18. Fadhlan Tejosari
19. Ibu Hj. Surtinah Karangsari
– Parakan
20. Masturi Karang
Tengah Kauman Parakan
21. Sofwan Kauman
– Parakan
22. Muhtorejo Sidoarjo
– Parakan
23. Latif Widodo Mandisari
– Parakan
24. Dzakiyah Klewogan
– Parakan
25. Jakfar Karang Tengah Kauman
Parakan
26. Subandi Besaran
– Parakan
27. Sudiyono Jetis
– Parakan
28. Mas’amah Coyudan
– Parakan
29. Muhdiyan Kauman
– Parakan
30. Noer Dhuha Kauman
– Parakan
31. Dal Chalim Karang
Tengah Kauman Parakan
32. Pramuji Jetis
– Parakan
33. Eny Ladiyati Karang
Tengah Kauman Parakan
34. Nurul karimah Kauman
– Parakan
35. Romiyati Jogomertan
– Parakan
36. Isti’adah Karang
Tengah Kauman Parakan
37. Sanwani Jetis
– Parakan
38. Imam Supardi Parakan
–Parakan
39. Tatik Budi Utomo Coyudan
– Parakan
40. Saiful Islam Kauman
– Parakan
41. Ambari Kauman
– Parakan
42. Hadiyatun Catgawen
– Parakan
43. Asbiadi Jogomertan
– Parakan
44. Chusairi Ngadirejo
45. Slamet C Ngadirejo
46. Gito Ngadirejo
47. Abdul Syukur Ngadirejo
48. Bu Aris Jogomertan
– Parakan
49. Duto Kedu
50. Kirman Kedu
51. Ruslan Kedu
52. Mulyono Karang
Tengah Kauman Parakan
53. Darmadi Jetis
– Parakan
Para donatur tadi membantu BKM selama kurang lebih 4 tahun. Modal pertama
uang donatur menerima dari bendahara Aisyiyah bu Dzakiyah pada tanggal 27
okteber 1989 sebesar Rp. 191.000. Setipa bulan menerima setoran dari petugas
donatur tidak menentu. Uang-uang tadi untuk memenuhi kebutuhan BKM. Pemasukan
dan pengeluaran tercatat dengan tertib. Bukunya masih tersimpan di RS PKU ini.
Saldo terakhir bulan Desember 1994 saya serahkan kembali kepada bendahara
Aisyiyah Parakan (Ibu Erlin) sebesar Rp. 159.950,- . Begitulah Ibu-ibu Aisyiyah
Cabang Parakan dalam mengelola uang donatur demi tegaknya BKM.
Setelah merasa cukup semuanya untuk mengoperasionalkan BKM, maka diadakan
persiapan dan pembersihan di dalam gedung dan sekitarnya. Tanggal 30 September
1989 ibu-ibu Aisyiyah mengadakan rapat di rumah bu Surtinah berkaitan dengan
akan dibukanya BKM.
Tanggal 5 oktober 1989 rapat lagi di kalisat untuk pemantapan. Dilanjutkan
tanggal 10 dan 11 Oktober 1989 ibu-ibu Aisyiyah dibantu pemuda dan bapak-bapak
Muhammadiyah kerja bakti tidak mengenal lelah dilokasi BKM.
Menata, menampilkan, membersihkan dan menanam bunga-bunga. Alhamdulillah
puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, tapat pad tanggal 12 Oktober
1989 BKM dibuka diresmikan oleh Beliau Bapak Bupati Temanggung yang diwakili
Wedono Parakan bapak Dul Mu’ti.
Halaman dimna terpancang tulisan BalKesMas dijadikan taman parkir. Waktu
itu sempat di aspal oleh bapak Chozin Chularyo secara pribadi. Karena sering
terendam air, maka aspalnya jadi menegelupas.
Untuk mewujudkan rasa
syukur dengan modal pinjaman Rp. 7.000.000,- dari RS Roemani maka diadakan
pengobatan gratis dan pengajian. Tidak sombong ibu-ibu Aisyiyah cabang parakan
betul-betul berkiprah tidak mengenal lelah dalam mewujudkan BalKesMas dibawah
pimpina bu Surtinah.
Mengingat menurut kesimpulan kami bu. Surtinahlah yang semula mempunyai
cita-cita atau ide mengajak warga Muhammadiyah untuk mendirikan Rumah Sakit
Bersalin (waktu itu ), yang kemudian menjadi BalKesMas terus berkembang menjadi
RS PKU Muhammadiyah. Dan Beliaulah
pewakaf pertama tanah seluas 500 m2. Jadi kalau bu Surtinah tidak tergerak
penggalihnya untuk mendirikan RB, mungkin saja RS PKU ini tidak lahir. Tak ada
salahnya bila seandainya di depan RS ini atau di taman parkir yang indah itu
ada prsasti yang berbunyi : pemula wakaf dari H. Tukiyo dan Hj. Surtinah Tanah
seluas 500 m2 tahun 1981.
Untuk mengenang jasa-jasanya, dengan gagasan bu Surtinah itulah lahir RS
PKU Muhammadiyah di parakan yang sekarang membengkak jadi ribuan meter persegi.
Bardiri tegak megah dan indah mewah di jalanray ayang sangt strategis antara
Parakan –Kedu. Tak henti-hentinya mengucapakan amin-amin ya Robal’alamin.
Ketika hari peresmian bapak Rachmat sebagai ketua umum baru sakit dirawat RS PKU
Yogya. Tanggla 20 Oktober 1989 rapat evaluasi BKM. Waktu itu direktur pertama
kali dr. Noerhadi, dengan dibantu 2 perawat, keluarga pak Yan (pak Bon)
merangkap penjaga RS dan istrinya tukang masak.
Pembaca yang budiman,
tak ada habis-habisnya bila saya dongeng atau cerita. Ketika pimpinan dr.
Noerhadi sekitar bulan November 1990, atau tanggal 2 november 1990 ibu-ibu dan
bapak-bapak pengurus diantaranya pak Rachmat , pak Chozin, pak Hasanudin bu
Yasir, bu Surtinah dan saya ke Yogya akan mendapatkan bantuan ambulance dari
Bank Indonesia. Akhirnya betul-betul mendapatkan bantuan ambulance pad tanggal
7 november 1990.
Bersama bu Sur, bu
Yasir dan saya dengan diantar Dodok pada tanggal 20 Desember 1990 minta bantuan
di RS Sekarjati Semarang, Rs bersalin Jl.Raya menuju Demak, mendapatkan sebuah
tensimeter. Alhamdulillah menambah kekayaan BKM.
BalKesMas agak
bergengsi sudah mempunyai mobil ambulance.
Dr. Noerhadi sangat
pintar dalam mengelola RS yang baru lahir itu. Disamping menjadi direktur, dr.
Noerhadi tak segan-segan mengisi kuliah subuh di TK Murni II. Beliau sering
mengunjungi pasien yang ada di luar kota memakai mobil ambulance dengan tujuan
dakwah, bila kalisat ada Rumah Sakit Islam (BKM). Saya selalu menyempatkan
waktu melihat keadaan RS sambil membawa nyamikan sekedarnya. Ngibrol dengan dr.
Noerhadu dan perawat bagaimana pasien yang dating berobat. Dr. Noer menjawab
bahwa pasien yang datang untuk berobat bisa dihitung dengan jari. Tidak sampai
10 orang.(sumber : catatan harian Ibu Hj. Aisyah (Almh). Istri dari Bp IBNU Parakan. Pengusaha Kue Kering : BOLU BIRU dan hingga tahun 2008 masih menjadi salah satu pengurus Aisyiyah Cabang Parakan sekaligus anggota MPKU RS PKU Muhammadiyah Temanggung).
Luar Biasa Karya Usaha dan Doa mereka para pejuang..
BalasHapusSemoga dicatat sebagai amal jariyah untuk beliau2 yang sebagian besar sudah sedo
Menjadi pendorong saat merasa lemah dan sendiri. Hanya pada Allah SWT harus berserah.
BalasHapusTerima kasih pada ibu Hj Aisah yg memiliki catatan harian sehingga hari ini masih bisa kami baca ulang. Semoga Allah SWT menempatkan beliau di sisiNya yg lapang. Sebagai salah satu penulis sejarah yg istikomah. Aamiiin.